Minggu, 06 Maret 2016

Seputar kuliah

Bagi sebagian siswa SMA yang mau kuliah, mungkin masih banyak pertanyaan seputar dunia kampus. Kalau aku lolosSNMPTN Undangan atau SBMPTN dan nanti jadi kuliah di PTN itu ngapain yah pas pertama kali yang harus dilakukan, kenalankah, membaca pedoman kampuskah, atau beli banyak buku yang menyangkut mata kuliah..?
Nah, jika muncul pertanyaan seputar itu,adik-adik wajib baca artikel di bawah ini nih. Artikel ini sangat cocok buat siapa aja yang mau kuliah terutama yang sama sekali belum tau dunia perkuliahan. Yuk simak penjelasannya.
Bagi para mahasiswa baru, masa awal memasuki dunia kampus pastilah memberikan kesan tersendiri. Selain memiliki kultur dan sistem pendidikan yang berbeda dengan lingkungan SMA, dunia kampus juga berarti kesempatan untuk menemukan teman baru, tempat baru dan pengalaman baru. Banyak mahasiswa baru yang sudah mantap untuk menghadapi perubahan ini, tapi tak sedikit yang masih berdebar-debar untuk menghadapinya.
Sedikit berbeda.
Bagi sebagian mahasiswa yang kebetulan memiliki saudara atau teman yang sudah terlebih dulu memasuki dunia kampus, pasti sedikit mengerti tentang perbedaan kultur kuliah dan sekolah. Walau begitu rasa penasaran untuk segera mengalaminya sendiri pasti pernah dirasa. Apalagi bagi mereka yang kebetulan benar-benar blind atau asing dengan dunia perguruan tinggi, pasti rasa penasaran akan lebih besar, bahkan tak jarang juga bercampur dengan rasa takut.
Perbedaan pertama  adalah mengenai sistem kredit semester (SKS) yang mungkin sangat asing pada jenjang sebelumnya. Dalam sistem ini, memungkinkan mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang ingin diambil atau dipelajari dalam kurun waktu satu semester, tentunya dengan beberapa persyaratan tertentu. Ada mata kuliah yang tercantum dalam semsester genap, ada pula yang tercantum di semester ganjil. Sebagai contoh, pada semester dua seorang mahasiswa memilih tidak mengambil mata kuliah grammar karena satu dan lain hal. karena mata kuliah tersebut tercantum pada semester dua atau semester genap,maka ia dapat mengambil mata kuliah tersebut pada semester empat, enam atau delapan.
Selain itu, dalam sistem SKS juga memungkinkan mahasiswa mengambil kembali (re-take) beberapa mata kuliah yang pada semester sebelumnya ia mendapat nilai yang tidak memuaskan. Seperti  jika pada semester tiga seorang mahasiswa mendapat nilai D untuk mata kuliah translation maka ia dapat re-take mata kuliah tersebut di semester lima atau tujuh. Tentunya dengan harapan nilai yang diraih jauh lebih baik.
Hal ini sangat membantu mahasiswa, terutama bagi mereka yang juga sedang bekerja atau memiliki kesibukan tertentu. Tapi sebenarnya ini juga memiliki potensi yang justru dapat membuat mahasiswa kesulitan menyelesaikan waktu studinya.  Banyak kasus yang menunjukkan mahasiswa suka menumpuk-numpuk beban  mata kuliahnya, yang pada akhirnya membuatnya kesulitan pada semester-semester mendatang.
Sebenarnya walau berbeda, dunia perkuliahan juga memiliki persamaan dengan kultur dan sistem di sekolah. Masih ada laporan evaluasi hasil pembelajaran yang jika di sekolah disebut rapor, maka di kampus disebut Indeks Prestasi (IP). IP sendiri ada dua jenis, yaitu IP semester dan IPK atau IP kumulatif. IP semester atau sering disebut IP saja adalah kumulasi dari nilai  hasil belajar mahasiswa dibagi jumlah beban sks dalam satu semester. Sedang IPK adalah komulasi dari hasil belajar mahasiswa yang perhitungannya berdasarkan pada semua beban sks yang telah ditempuh oleh mahasiswa.
Dua hal di atas adalah  contoh kecil dari perbedaan yang ada dalam dunia kampus dengan dunia SMA. Mahasiswa sudah dianggap dewasa, sehingga diharapkan mampu untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola perkuliahannya sendiri. Biasanya pihak kampus menyediakan seorang dosen pengampu atau pendamping akademik bagi mahasiswa. Dosen inilah yang akan mendampingi mahasiswa sampai ia menyelesaikan kuliahnya. Fungsi dosen pendamping adalah sebagai pendamping  bagi mahasiswa dalam mengelola rencana kredit semesternya. Dalam hal ini dosen pendamping  akan menyetujui atau menolak rencana dari mahasiswa dalam hal memilih beban sksnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar